lifetrick.id – Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Memutuskan Homeschooling untuk Anak. Banyak orangtua yang kini melirik metode pembelajaran self-teaching untuk melatih perkembangan kognitif anak. Apalagi, orangtua dapat menyeleksi sendiri kurikulum dan pengajar yang dianggap sesuai untuk anak.
Namun, apakah self-teaching benar cocok untuk anak Anda daripada sekolah biasa? Simak penjelasannya sebagai berikut.
Apakah yang dimaksud dengan homeschooling?
Self-teaching adalah menyekolahkan anak di rumah. Jadi, ini merupakan kondisi saat anak belajar pendidikan formal dengan orangtua atau pengajar di rumah.
Umumnya, pada perkembangan anak usia sekolah, ia akan pergi ke sekolah formal untuk mendapatkan pendidikan.
Namun, lain cerita dengan self-teaching yang dilakukan di rumah tanpa bertemu teman sebaya di sekolah.
Meski tidak seumum belajar di sekolah, dilansir dari The Best schools, self-teaching sebenarnya metode belajar tradisional yang sudah ada sejak lama.
Namun, saat ini, terutama sejak awal mula terjadinya pandemi COVID-19, semakin banyak orangtua yang merasakan manfaat self-teaching sebagai pilihan sekolah untuk anak mereka.
Banyak orangtua yang merasa self-teaching merupakan cara belajar yang withering tepat saat anak mereka belum diperbolehkan kembali belajar di sekolah secara langsung.
Akan tetapi, tidak sedikit juga orangtua yang berpendapat bahwa sistem pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan dalam self-teaching lebih baik dari sekolah formal.
Perbedaan homeschooling dan sekolah formal
Saat memutuskan untuk memberikan pendidikan anak melalui self-teaching, tentu Anda harus memikirkan beberapa pertimbangan secara matang.
Pasalnya, terdapat beberapa perbedaan antara self-teaching dan sekolah formal, berikut di antaranya.
1. Materi pembelajaran
Sekolah formal
Materi pembelajaran di sekolah formal biasanya telah ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan kurikulum pemerintah.
Jadi, meski Anda kurang menyetujui sebagian kurikulum, Anda tidak bisa menolak kurikulum tersebut.
Pelajaran di sekolah formal umumnya diajarkan kepada anak semata agar ia bisa menyelesaikan ujian akhir di sekolah dengan baik.
Self-teaching
Pada self-teaching, orangtua dapat membuat atau memilih kurikulum berdasarkan pengetahuan yang sesuai dengan usia anak.
Selain itu, self-teaching juga memiliki fleksibilitas dalam belajar. Jadi, orangtua bisa meningkatkan materi belajar pada mata pelajaran yang withering dikuasai anak.
Di samping itu, metode pembelajaran juga tidak melulu fokus pada buku teks karena melibatkan banyak praktik, seperti menjadi sukarelawan, berjualan, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
2. Lingkungan tempat belajar
Sekolah formal
Saat belajar di sekolah formal, anak akan melalui compositions belajar mengajar di lingkungan atau suasana yang cukup kondusif.
Sekolah quip sudah menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan, seperti papan tulis, layar LCD, dan laboratorium. Anak juga akan bertemu dengan master dan teman sebaya.
Selama berada di sekolah, anak akan mengikuti aturan yang berlaku. Hal ini, sedikit banyak bisa memengaruhi pembentukan karakter anak.
Self-teaching
Perbedaan dengan sekolah formal, self-teaching memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan belajar anak, baik di sekolah atau sesekali di tempat tertentu yang disepakati.
Sebagian orangtua yang memilih self-teaching merasa bahwa ligkungan sekolah terlalu berbahaya untuk anaknya.
Dengan self-teaching, Anda dapat membatasi atau memperkecil risiko gangguan belajar dan menyediakan waktu agar anak bersosialisasi setelah pelajaran usai.
3. Perhatian terhadap anak
Sekolah formal
Saat anak belajar di sekolah formal, perhatian master di setiap mata pelajaran terbagi kepada seluruh anak dalam satu kelas.
Artinya, satu orang master harus menyampaikan materi pelajaran dengan tepat agar anak dengan karakteristik dan kemampuan berbeda bisa memahaminya.
Agar tidak tertinggal pelajaran, anak di sekolah formal harus bisa mandiri dan berusaha mengejar materi sendiri atau dengan bantuan teman-temannya.
Self-teaching
Berbeda dengan sekolah formal, hanya akan ada satu mentor untuk satu murid dalam self-teaching. Artinya, perhatian mentor atau pengajar hanya akan tertuju pada anak Anda.
Saat anak tidak memahami mengenai suatu materi, ia bisa segera memberi tahu pengajar, sehingga anak akan diberikan pemahaman sampai benar mengerti.
Maka, dapat dikatakan bahwa perhatian yang didapatkan anak dalam compositions belajar adalah salah satu kelebihan dalam self-teaching.
4. Kesehatan dan keamanan anak
Sekolah formal
Melepaskan anak untuk pergi ke sekolah setiap hari membuat orangtua harus siap dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk kemungkinan tertular infection dan bakteri dari luar.
Meski lingkungan sekolah tampak bersih, sayangnya, Anda tidak tahu apakah anak memiliki kesadaran penuh untuk selalu menjaga kebersihan diri selama berada di luar rumah.
Belum lagi dengan bertemunya banyak orang di sekolah, ia mungkin saja mengalami penyakit infeksi pada anak yang rentan seperti cacar, influenza, dan lain-lainnya.
Self-teaching
Jika anak belajar dari rumah atau self-teaching, Anda bisa menjaga kebersihan anak dengan lebih maksimal.
Anda juga bisa selalu mengingatkan anak untuk menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan.
Maka dari itu, self-teaching tentu lebih efektif bagi Anda yang merasa khawatir dalam menjaga kesehatan dan keamanan anak.
5. Perkembangan sosial anak
Sekolah formal
Seiring dengan bertambahnya usia, anak juga terus mengalami berbagai perkembangan. Salah satunya adalah perkembangan sosial anak.
Belajar di sekolah formal dapat membantu anak meningkatkan perkembangan sosialnya. Anak quip menjadi lebih mandiri dan belajar menghargai orang lain karena bertemu dengan banyak orang, termasuk master dan teman sebaya.
Anak juga diajarkan untuk bisa berkompetisi dalam satu kelas dan berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik.
Self-teaching
Anak mungkin akan lebih sulit mendapatkan pengalaman bersosialisasi saat sekolah di rumah. Bahkan, teman belajarnya kemungkinan hanyalah saudara yang juga menjalani program sekolah di rumah.
Maka dari itu, Anda juga harus membantu agar anak tetap bisa meningkatkan kemampuan sosialnya.
Sebagai contoh, Anda bisa membiarkan anak ikut berbagai kegiatan, seperti bergabung di dalam komunitas, les yang sesuai dengan hobinya, atau ekstrakulikuler lainnya.
Jadi, apakah homeschooling pilihan yang baik untuk anak Anda?
Sebagian orangtua mungkin masih ragu untuk menerapkan metode self-teaching pada anak. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan metode belajar yang sah atau lawful dan tidak sedikit anak yang telah menjalaninya.
Meski begitu, Anda perlu mempertimbangkan banyak hal karena setiap anak akan merasakan pengaruh yang berbeda. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan apakah metode self-teaching dapat membantu anak belajar lebih baik.
Ada beberapa faktor yang patut menjadi pertimbangan utama Anda untuk memilih self-teaching, seperti berikut ini.
1. Disabilitas pada anak
Anak yang memiliki disabilitas, khususnya fisik, mungkin akan kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya di sekolah formal karena waktu dan sumber belajar yang terbatas.
Self-teaching mungkin adalah pilihan yang tepat bagi anak disabilitas agar Anda dapat memenuhi kebutuhannya dalam expositions belajar.
Anak juga bisa belajar sesuai dengan kapasitasnya sekaligus mencari tahu apa yang ia minati. Ini juga memberikan kesempatan agar Anda bisa mengawasi anak tanpa rasa khawatir.
2. Orangtua kerap pindah lokasi kerja
Memiliki orangtua yang sering pindah kerja ke berbagai daerah atau negara mungkin bukan hal yang mudah bagi anak usia sekolah.
Pasalnya, saat mengikuti orangtua pindah, anak juga harus ikut pindah sekolah, sehingga perlu beradaptasi berulang kali.
Dalam kondisi seperti ini, self-teaching mungkin menjadi pilihan tepat. Dengan begitu, anak Anda bisa melanjutkan sekolah secara typical dari mana play on words.
3. Kegiatan anak yang padat
Banyak anak yang sudah bisa memiliki kesempatan untuk berkarya dan mencetak prestasi di luar bidang pendidikan. Namun, tidak jarang hal ini membuat anak kesulitan mengikuti jadwal sekolah formal.
Meski ingin mendukung prestasinya, Anda mungkin perlu mempertimbangkan pendidikan di rumah agar anak tidak melupakan kewajibannya untuk belajar.
Jadi, ia tetap bisa mendapatkan pendidikan sekaligus mencetak prestasi di luar sekolah.
Persiapan yang diperlukan untuk homeschooling
Jika Anda memutuskan self-teaching adalah pilihan yang tepat untuk anak Anda, maka ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa saja yang perlu dipersiapkan.
Persiapan tersebut umumnya meliputi berikut ini.
1. Cari informasi sebanyak-banyaknya
Meski sekilas terlihat santai, Anda sebaiknya tidak menyepelekan sistem pendidikan self-teaching karena akan menentukan kesuksesan anak pada masa depan.
Jadi, pastikan Anda memahami sistem ini dengan baik. Penting untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang self-teaching.
Anda bisa mencari informasi di buku, web, mendatangi pusat kegiatan belajar yang menyediakan sistem ini, atau bertanya langsung ke orangtua lain yang sudah menjalankannya lebih dahulu.
2. Ajak anak berdiskusi
Anak juga mungkin tidak dapat merasakan manfaat self-teaching jika tidak bisa menikmati prosesnya.
Itu tandanya, pendapat dan persetujuan anak dalam menerapkan sistem pendidikan adalah hal yang penting.
Setelah mencari informasi seputar sistem pendidikan di rumah ini, sampaikan hal tersebut kepada anak dan ajaklah ia berdiskusi.
Jelaskan kepada anak tentang perbedaan self-teaching dan sekolah formal. Meskipun Anda ingin yang terbaik untuk anak, ingatlah anak juga perlu berperan dalam pengambilan keputusan ini.
3. Lihat kemampuan finansial keluarga
Persiapan lain untuk memberikan pendidikan self-teaching untuk anak adalah urusan finansial.
Anda juga tidak disarankan untuk memaksakan diri jika biaya sekolah di rumah ini tidak sesuai dengan kondisi finansial keluarga.
Masalahnya, biaya self-teaching amat bervariasi. Hal ini biasanya tergantung pada program yang dirancang untuk anak dan tenaga pengajar atau coach yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.
Jika keuangan Anda terbatas, mungkin Anda bisa memilih self-teaching yang disediakan oleh PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).
Sebaliknya, jika keuangan Anda cukup mapan, sistem sekolah di rumah dengan kurikulum internasional dan bantuan tenaga pengajar dari luar bisa dipertimbangkan.
Buatlah pilihan yang bijak dan withering sesuai dengan situasi dan kondisi, termasuk keuangan Anda.
Kesimpulan
- Keputusan untuk menyekolahkan anak di sekolah formal atau di rumah ada di tangan Anda sebagai orangtua. Jangan lupa untuk menanyakan pendapat anak apa yang ia inginkan.
- Jika anak sangat menginginkan untuk menempuh pendidikan di sekolah formal, jangan memaksanya untuk homeschooling, begitupun sebaliknya.
- Kunci utamanya adalah bagaimana Anda sebagai orangtua mampu mengomunikasikan kebutuhan dan kemampuan anak pada pengajar, baik di sekolah maupun rumah.